Xurya, startup energi terbarukan, memanfaatkan teknologi internet of things (IoT) untuk mengoperasikan lebih dari 100 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap.
Edwin Widjonarko, Direktur Teknologi Xurya mengatakan, pihaknya menggunakan IiT untuk memantau, menganalisa dan memprediksi produksi energi PLTS rooftop. Dengan teknologi tersebut, Xurya dapat memantau PLTS rooftop dari jarak jauh secara real time.
“Dengan menggunakan teknologi IoT, Xurya dapat membantu pelanggan mengetahui total kapasitas dan kinerja listrik yang dihasilkan dari PLTS Atap,” ujarnya dalam pengumuman resmi, Selasa (28/2).
Edwin mengatakan, hingga saat ini sudah lebih dari 100 proyek PLTS Rooftop Xurya yang telah terintegrasi dengan teknologi IoT. Melalui teknologi IoT, Xurya juga dapat memantau kinerja ratusan panel dan di berbagai wilayah di Indonesia.
Xurya menggunakan IoT untuk menggunakan data dari satu sensor yang kemudian dianalisis secara otomatis untuk memaksimalkan produktivitas sistem PLTS Rooftop. Hal ini memungkinkan Xurya untuk terus menjangkau lebih banyak industri untuk memasang PLTS Atap, tanpa khawatir kinerja PLTS Atap lainnya akan terabaikan.
Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan kapasitas listrik dari energi terbarukan terus meningkat. Bahkan diperkirakan pada tahun 2026, kapasitas daya ini akan meningkat lebih dari 80 persen dibandingkan tahun 2020 (menjadi lebih dari 5.022 gigawatt). Di Indonesia sendiri, total potensi energi terbarukan mencapai 3.692 gigawatt (GW), dengan potensi energi matahari sebesar 2.898 GW.