liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
MASTER38 MASTER38 MASTER38 MASTER38 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 COCOL88 COCOL88 COCOL88 COCOL88 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 ZONA69 ZONA69 ZONA69 NOBAR69 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38
SLOT GACOR HARI INI SLOT GACOR HARI INI
Logo

Lembaga riset Wood Mackenzie menilai target negara-negara di dunia meningkatkan instalasi tenaga angin mencapai 80 gigawatt (GW) per tahun pada 2030, sulit tercapai. Penambahan kapasitas tahunan tersebut membutuhkan investasi mencapai US$ 100 milyar atau setara Rp 1,5 triliun pada 2026.

Perusahaan riset dan konsultan tersebut memperkirakan kapasitas tahunan kemungkinan besar akan meningkat sebesar 30 GW per tahun pada 2030. Kebutuhan investasi untuk membangun kapasitas tersebut sekitar US$ 27 miliar atau setara Rp 413 triliun pada 2026.

“Rantai pasokan sedang berjuang untuk meningkatkan kapasitas dan akan menjadi penghalang untuk mencapai target dekarbonisasi jika perubahan tidak terjadi,” ujar Wakil Ketua Bidang Energi dan Energi Terbarukan di Wood Mackenzie, Chris Seiple, dikutip melalui Reuters, Jumat (18/8).

Menurut Seiple mengatakan target mengejar kapasitas 80 GW tidaklah realistis. Bahkan untuk mengejar tambahan kapasitas 30 GW juga sulit tercapai bila tidak ada investasi dalam rantai pasokan dalam waktu dekat.

Wood Mackenzie mencatat terdapat beberapa hambatan investasi membangun instalasi tenaga angin. Terutama disebabkan margin keuntungan yang rendah dan ketidakpastian tentang waktu pelaksanaan proyek.

Sedangkan berdasarkan laporan Statistical Review of World Energy pada Juni 2023, pangsa pasar tenaga angin dan surya global tumbuh mencapai rekor 12% dari pembangkit listrik tahun lalu. Porsi ini melewati tenaga listrik dari nuklir.

Seiple mengatakan penetapan target dan rencana infrastruktur pasar tenaga listrik untuk mendukung tenaga angin lepas pantai perlu diperpanjang hingga 2030. Tujuannya untuk meningkatkan rantai pasokan tenaga angin lepas pantai.

Energi angin diperkirakan bakal mencatat rekor pertumbuhan global dalam lima tahun ke depan. Dewan Energi Angin Global atau GWEC menyebut dampak pandemi Covid-19 hanya menunda beberapa proyek pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB), tapi tidak membatalkannya. Banyak pembangunan akan mulai berjalan lagi tahun depan.

“Kapasitas baru yang akan terpasang mencapai 78 gigawatt,” kata laporan GWEC, Kamis (5/11/), dikutip dari Reuters.

Total kapasitas PLTB baru pada akhir 2024 bakal mencapai 348 gigawatt (GW). Dengan begitu, secara kumulatif energi angin akan menghasilkan seribu gigawatt listrik. Lebih dari 50% pembangkit listrik tenaga angin itu berada di darat alias onshore.

GWEC mencatat biaya energi angin telah menurun drastis dalam beberapa tahun terakhir. Penurunannya seiring kebijakan banyak negara untuk menekan emisi karbon. Investasi untuk melakukan transisi energi fosil ke energi terbarukan pun meningkat.