Pertamina terus berupaya untuk memajukan bisnis perusahaan agar tetap eksis dan memiliki daya saing yang kuat di tengah tren transisi menuju energi bersih.
Sebagai perusahaan yang telah lama berkecimpung di industri energi fosil migas, Pertamina kini melebarkan sayap bisnisnya ke produksi bahan bakar nabati (BBN) atau biofuel, pengembangan energi panas bumi hingga ekosistem kendaraan listrik.
Direktur Keuangan Pertamina Emma Sri Martini mengatakan perseroan memiliki dua strategi utama untuk tetap eksis di bisnis energi ke depan. Langkah pertama adalah mendekarbonisasi atau mengurangi emisi dari operasi bisnis yang ada melalui efisiensi energi.
“Misalnya kami capture flaring kemudian diolah menjadi energi lain, kemudian mengubah konversi energi dari berbasis fosil menjadi berbasis LNG di PT Nusantara Regas, sehingga lebih hijau,” ujar Emma saat ditemui usai acara Kadatada Regional. Acara KTT 2022 di Jakarta pada Kamis (1/12 WIB).
Pertamina juga mulai gencar melakukan pembaharuan keragaman produk BBM di Kilang Plaju dan Kilang Cilacap. Kedua kilang tersebut merupakan pusat produksi bahan bakar nabati atau biofuel seperti produksi avtur berkelanjutan atau dikenal dengan sustainable avtur (SAF) yang dicampur dengan minyak sawit.
Kilang Cilacap mampu memproduksi bioavert dengan kapasitas 2.500-3.000 barel per hari dan akan ditingkatkan menjadi 6.000 barel per hari. Sementara Kilang Plaju juga akan menindaklanjuti dengan produksi dengan kapasitas lebih tinggi hingga 20.000 barel per hari.
“Bahan bakar ramah lingkungan sudah ada untuk penerbangan. Jadi ke depannya akan kami tingkatkan volumenya karena permintaan saat ini masih kecil. Kedepannya ini akan konsisten dan akan kita tingkatkan,” ujar Emma.
Selain itu, Pertamina juga aktif memulai green financing untuk sumber energi terbarukan, salah satunya pengembangan panas bumi melalui subholding PT Pertamina Power dan New Renewable Energy (EBT).
Melalui sub-holding ini, Pertamina mulai merambah bisnis baru seperti ekosistem kendaraan listrik, hidrogen hijau, dan pengembangan energi terbarukan.
“Transisinya ada di subholding gas dan masa depan bisnisnya ada di subholding Pembangkit Listrik dan Energi Baru Terbarukan. Sehingga memungkinkan kami untuk tumbuh secara berkelanjutan di masa depan,” ujar Emma.
Pertamina mendapatkan penghargaan “Katadata Green Initiative Award” untuk kategori energi dan pertambangan. Penghargaan ini merupakan apresiasi bagi perusahaan yang menerapkan berbagai inisiatif untuk meningkatkan dampak positifnya terhadap lingkungan dan menciptakan sistem yang berkelanjutan.
“Pertamina mendapatkan penghargaan atas inisiatifnya mengembangkan berbagai bisnis berbasis energi terbarukan dan membangun ekosistem EV untuk mendukung transisi energi,” demikian pernyataan Katadata Insight Center (KIC) saat acara penganugerahan pada 1 Desember 2022 di Jakarta.