liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
MASTER38 MASTER38 MASTER38 MASTER38 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 BOSSWIN168 COCOL88 COCOL88 COCOL88 COCOL88 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MABAR69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 MAHJONG69 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 RONIN86 ZONA69 ZONA69 ZONA69 NOBAR69 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38 ROYAL38
SLOT GACOR HARI INI SLOT GACOR HARI INI
Logo

Laporan Statistik Survei Energi Dunia menunjukkan bahwa energi terbarukan masih belum mampu menggeser dominasi bahan bakar fosil meski mencatat pertumbuhan kapasitas yang luar biasa hingga tahun 2022.

Hingga akhir tahun 2022, energi fosil masih akan menyumbang 82% pasokan energi dunia. Sementara itu, permintaan energi global tahun lalu naik 1% di tengah gejolak di pasar energi dunia menyusul invasi Rusia ke Ukraina yang mendorong harga gas dan batu bara mencapai rekor tertinggi di Eropa dan Asia.

“Keunggulan produk minyak, gas, dan batu bara dalam memenuhi sebagian besar permintaan energi menguat pada 2022 meskipun kapasitas energi terbarukan mengalami peningkatan terbesar berkat pertumbuhan tenaga angin dan surya,” kata laporan itu.

Kapasitas energi terbarukan global, tidak termasuk pembangkit listrik tenaga air, akan tumbuh 14% hingga tahun 2022. Tenaga surya dan angin mencatat rekor peningkatan kapasitas sebesar 266 gigawatt (GW).

Presiden Institut Energi yang berbasis di Inggris, Juliet Davenport, mengatakan bahwa dengan dominasi bahan bakar fosil yang masih kuat, pertumbuhan kuat kapasitas energi terbarukan tahun lalu tidak dapat mengurangi emisi gas rumah kaca di sektor energi global.

“Meskipun pertumbuhan angin dan matahari lebih kuat di sektor pembangkit listrik, emisi gas rumah kaca terkait energi global secara keseluruhan meningkat lagi. Kami masih menuju arah yang berlawanan dengan apa yang ditunjukkan oleh Perjanjian Paris,” kata Davenport.

Laporan tahunan tersebut pertama kali diterbitkan oleh Energy Institute bersama konsultan KPMG dan Kearny setelah mereka mengambil alih BP yang telah menulis laporan tersebut sejak tahun 1950-an.

Para ilmuwan mengatakan dunia perlu mengurangi emisi gas rumah kaca sekitar 43% pada tahun 2030 dari tingkat 2019 untuk memiliki harapan memenuhi tujuan Perjanjian Paris internasional untuk menjaga pemanasan jauh di bawah 2 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri.

Berikut adalah beberapa temuan dari laporan Statistik Survei Energi Dunia:

– Permintaan energi primer global meningkat sebesar 1%, lebih lambat dari tahun sebelumnya yang sebesar 5,5%, namun masih sekitar 3% di atas tingkat wabah Covid-19

– Energi terbarukan, tidak termasuk tenaga air, menyumbang 7,5% dari konsumsi energi global, sekitar 1% lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

– Pembangkit listrik meningkat sebesar 12%. Tenaga air dan matahari tumbuh dengan rekor 12%, sekarang melampaui nuklir yang turun 4,4% dan memenuhi pertumbuhan 84% dalam penggunaan energi bersih.

– Porsi batu bara masih dominan dalam pembangkit listrik mencapai 35,4%.

– Konsumsi minyak naik 2,9 juta barel per hari (bph) menjadi 97,3 juta bph. Meski begitu, level ini masih rendah yakni 0,7% dibandingkan level sebelum Covid-19.

– Permintaan gas alam global turun 3% di tengah kenaikan harga.

– Konsumsi batubara naik 0,6% ke level tertinggi sejak 2014 meskipun harga batubara tinggi yang naik 145% di Eropa dan 45% di Jepang.

– Pertumbuhan energi terbarukan, tidak termasuk tenaga air, melambat menjadi 14%. Kapasitas angin dan matahari mencatat peningkatan sebesar 266 gigawatt (GW).