PT Pertamina Geothermal Energy atau PGE menargetkan produksi listrik panas bumi sebesar 4.524 gigawatt hour (GWh) pada 2023, naik 1% dibandingkan target produksi tahun sebelumnya sebesar 4.491 GWh.
Sekretaris Perusahaan PGE, Muhammad Baron mengatakan, produksi panas bumi setara 4.524 GWh listrik dihasilkan dari wilayah kerja PGE di Kamojang, Jawa Barat sebesar 235 megawatt (MW), Lahendong Sulawesi Utara berkapasitas 120 MW dan Ulubelu Lampung sebesar 220 MW.
Selain itu, kontribusi listrik panas bumi juga berasal dari Kawasan Karaha, Jawa Barat, dengan total 30 MW, dan Kawasan Lumut Balai, Sumatera Utara, dengan kapasitas produksi 55 MW.
Sementara pada 2023, kapasitas terpasang panas bumi yang dioperasikan PGE tetap sebesar 672 MW, kata Baron kepada Katadata.co.id, Jumat (17/3).
Dalam kesempatan tersebut, Baron juga memaparkan realisasi produksi panas bumi setara listrik tahun 2022 sebesar 4.630 GWh, yang merupakan realisasi 3% lebih dari rencana kerja tahun 2022.
Kementerian ESDM menargetkan pengembangan panas bumi mencapai 9,3 GW pada tahun 2035. Indonesia juga memiliki kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) terbesar kedua di dunia yaitu mencapai 2.133 MW pada tahun 2020. Jumlah tersebut merupakan 3,01% dari kebutuhan negara. pembangkit listrik.
PGE resmi melakukan Initial Public Offering (IPO) pada 24 Februari 2023. PGEO menerbitkan 10,35 miliar saham dan menghimpun dana baru hingga Rp9,05 triliun.
Dana IPO yang diperoleh PGE akan digunakan untuk merealisasikan rencana pertumbuhan kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi sebesar 600 MW dalam lima tahun ke depan.
Wakil Menteri BUMN Pahala Nugraha Mansury mengatakan, pelepasan sebagian saham perseroan ke publik juga diharapkan dapat mewujudkan rencana Pertamina Group yang memiliki valuasi US$ 100 miliar.
Dana tersebut akan digunakan untuk peningkatan operasional dan optimalisasi aset wilayah kerja panas bumi dan juga PLTP seperti Lumut Balai Unit 2 dan Hululais Unit 1 dan 2.
Pahala mengatakan, Kementerian BUMN telah menerapkan beberapa kebijakan komersial sebelum memutuskan mendorong IPO PGE. Salah satunya memastikan penyerapan listrik panas bumi yang dihasilkan oleh pengoperasian PLTP PGE diserap oleh PLN.
“Saat ini kami sudah ada kontak PPA dengan PLN dan beberapa lainnya, sehingga kami berharap 600 MW bisa dikembangkan dalam lima tahun ke depan,” kata Pahala dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi VI DPR, Rabu (7/7). ). 12).