Pertamina memproyeksikan wilayah Sumatera Selatan (Sumbagsel) yakni Bengkulu, Sumsel, dan Lampung akan menjadi reservoir panas bumi Indonesia di masa depan.
Direktur Operasional PT Pertamina Geothermal Energi (PGE) Eko Agung Bramantyo mengatakan daerah ini memiliki potensi panas bumi yang cukup besar. “Ke depannya, wilayah Sumsel akan menjadi reservoir panas bumi terbesar di Indonesia,” ujarnya, Jumat (12/5).
Eko mengatakan, energi panas bumi Sumbagsel sudah mulai dimanfaatkan seperti kawasan Muara Enim, Sumatera Selatan yang saat ini sudah beroperasi.
Bengkulu juga siap digunakan dengan potensi panas bumi berkapasitas 110 megawatt (MW). Hanya saja saat ini agak terkendala dengan pembangunan pembangkit listrik yang belum selesai, sehingga energi belum bisa disalurkan.
“Sekitar 110 MW sudah siap, tinggal disalurkan ke pembangkit yang akan dikelola PT PLN. Memang jadwalnya agak molor, karena ketersediaan genset yang ada terkait dengan lelang, juga pinjaman,” ujarnya.
Untuk Bengkulu, menurut Eko, pengembangan juga terus berlanjut karena potensi panas bumi tidak bisa dilihat secara langsung, namun pengembangan wilayah perlu terus dilakukan.
Menurutnya, jika cakupan saat ini kecil, maka akan dilakukan penjajakan tambahan nanti dan tentunya bukan tidak mungkin akan semakin besar.
“Kawasan Bukit Barisan di Sumatera memiliki potensi panas bumi yang besar jika terus dilakukan eksplorasi tambahan. Sehingga jika geothermal dikelola dan dimanfaatkan tentunya menjadi solusi untuk mengatasi masalah kelistrikan di Bengkulu,” ujarnya.
Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2021-2030, Indonesia memiliki potensi panas bumi sebesar 23.965 MW. Potensi terbesar ada di Pulau Sumatera yakni 9.679 MW.
Meski memiliki potensi terbesar, kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang terpasang di Sumatera saat ini baru mencapai 562 MW atau 5,8% dari total potensinya. Artinya masih ada sekitar 94% potensi yang belum tergali.