PT Pertamina melakukan transformasi brand dari holding kecilnya, PT Pertamina Power Indonesia (PPI) menjadi Pertamina New & Renewable Energy atau Pertamina NRE dalam perayaan HUT ke-6. Perubahan nama ini juga memperluas kegiatan usaha yang sebelumnya hanya fokus menangani pembangkit listrik menjadi perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan energi terbarukan dan dekarbonisasi.
Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati mengatakan langkah perseroan itu bertujuan agar perusahaan migas tanah air bisa beradaptasi dengan tren pasar energi global yang semakin mengarah ke energi terbarukan. Percepatan PPI menjadi Pertamina EBT, menurutnya perlu segera dilaksanakan sejalan dengan gerakan percepatan transisi energi global akibat Pandemi Covid-19 dan konflik geopolitik global.
“Masyarakat melihat situasi krisis pangan dan energi ini sebagai ancaman, namun Pertamina EBT melihat ini sebagai peluang,” ujar Nicke saat memberikan sambutan pada acara Launching EBT Pertamina di Grha Pertamina Jakarta, Kamis (3/11).
Direktur Utama EBT Pertamina Dannif Danusaputro mengatakan, transformasi brand ini menegaskan peran strategis EBT Pertamina dalam mengurangi jejak karbon yang dihasilkan Pertamina melalui pengembangan bisnis hijau.
Melalui perubahan ini, menurutnya Pertamina EBT akan menjadi yang terdepan dalam membangun bisnis Pertamina ke depan, sekaligus mitra strategis pemerintah untuk mencapai target net zero emission pada 2060. Tiga pilar strategis yang akan dibangun Pertamina EBT yaitu rendah solusi karbon, pengembangan energi baru dan energi terbarukan, dan pengembangan bisnis energi masa depan.
“Transisi energi merupakan perjalanan yang panjang, namun Pertamina harus mampu mengimplementasikannya dengan pola pikir yang baru. Harus ada cara baru karena dalam pengembangan energi baru terbarukan tantangannya besar sekali,” kata Dannif Danusaputro.
Pertamina EBT saat ini mengelola pembangkit listrik energi baru dan terbarukan dengan total kapasitas hingga September 2022 sekitar 1,6 GW yang terdiri dari panas bumi, surya, dan biogas.
Pertamina NRE juga mengembangkan solusi berbasis alam, bisnis karbon dan hidrogen, serta berpartisipasi dalam ekosistem kendaraan listrik melalui Indonesian Battery Corporation (IBC).
Perseroan juga aktif menggandeng mitra strategis dalam berbagai inisiatif seperti kerjasama yang ditandatangani secara resmi dalam rangkaian acara presidensial G20 di Nusa Dua, Bali, antara lain head of the carbon trading agreement dengan Pertamina Hulu Energi dan Pertamina International Refinery; studi bersama untuk pengembangan hidrogen dengan IGNIS, Sembcorp, TEPCO, dan Krakatau Steel; serta kerjasama penyediaan biometana dengan PTPN III dan Pertagas Niaga.