PT PLN masih melakukan proses uji tuntas dengan PT Bukit Asam (PTBA) untuk menuntaskan akuisisi pembangkit listrik tenaga uap atau PLTU Pelabuhan Ratu. Akuisisi ini merupakan bagian dari program pensiun dini PLTU.
Direktur Perencanaan Transmisi dan Sistem PLN Evy Haryadi mengatakan, pihaknya masih menunggu aturan penggunaan alokasi dana Just Energy Transition Partnership (JETP) untuk program pensiun dini PLTU Pelabuhan Ratu. “Pengujian menyeluruh masih berjalan, kan harus ada regulasi yang mendukungnya,” ujar Evy saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Kamis (16/2).
Evy mengatakan pembiayaan JETP akan menjadi alternatif dari rencana pensiun dini PLTU Pelabuhan Ratu. Melalui skema pembiayaan ini, Indonesia memiliki peluang untuk hibah, pinjaman lunak, dan pinjaman komersial dengan suku bunga rendah sekitar 3% untuk proyek transisi energi.
“Kalau bisa, kita bisa mendapatkan pembiayaan dari JETP. Karena itu cara mendapatkan pembiayaan yang murah, bunganya sekitar 3%,” ujar Evy.
Realisasi pembiayaan JETP untuk PLTU Tikus Pelabuhan, menurut dia, bergantung pada PTBA sebagai pihak yang mengajukan akuisisi PLTU milik PLN berkapasitas 3 x 350 megawatt. “Karena PTBA akan mengambil alih milik PLN, PTBA akan melihat apakah ini menguntungkan. Kalau tidak menguntungkan, mungkin tidak jalan,” kata Evy.
Nilai PLTU Pelabuhan Ratu US$ 800 juta atau setara Rp 12 triliun dengan asumsi kurs Rp 15.400 per dolar AS. Rencana akuisisi tersebut disepakati dalam bentuk major framework agreement pada acara BUMN Conference Media Conference pada pertengahan Oktober lalu.
Hingga saat ini, PTBA belum memberikan kepastian terkait kelanjutan akuisisi pembangkit listrik berbahan bakar batu bara atau PLTU Pelabuhan Ratu milik PLN sebagai bagian dari upaya pensiun dini.
Akhir tahun lalu, Direktur Utama PTBA Arsal Ismail mengatakan, perseroan masih berupaya melakukan proses due diligence dengan PLN. “Nanti kita komunikasikan dengan PLN dan pihak terkait,” kata Arsal saat ditemui di Gedung Nusantara I DPR, Selasa (12/6/2022).
Disinggung soal kelanjutan akuisisi aset PLTU Pelabuhan Ratu dari PLN, Arsal mengatakan pihaknya masih perlu melakukan due diligence sebelum mengakuisisi PLTU tersebut. “Nanti kami akan melakukan riset dulu,” kata Arsal.