Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan kapasitas input pembangkit listrik energi baru dan terbarukan (EBT) yang terpasang tahun ini bertambah 995 megawatt (MW). Data ini diperoleh dari perhitungan periode Januari hingga November 2022.
Penambahan ini menjadikan total kapasitas terpasang EBT menjadi 12,5 gigawatt (GW). Pencapaian ini diproyeksikan akan terus meningkat sejalan dengan komitmen pemerintah untuk meningkatkan kapasitas terpasang menjadi 368 MW pada tahun 2023.
“Target peningkatan kapasitas terpasang EBT tahun 2023 berdasarkan pemantauan dan penilaian progres pembangunan pembangkit di RUPTL sebesar 368 MW,” kata Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana melalui pesan singkat WhatsApp di Senin (26/12).
Sebagai gambaran, 368 MW diperkirakan akan menyuplai listrik bagi lebih dari 400 ribu rumah yang memiliki kapasitas daya 900 VA.
Dadan menjelaskan penambahan input listrik bersih tahun depan akan dibagi dalam beberapa proyek, mulai dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) 136 MW, pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) 161 MW, pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) 13 MW, dan pembangkit listrik tenaga panas bumi 13 MW. pembangkit listrik tenaga bioenergi atau PLT Bioenergi dengan kapasitas 58 MW.
Menurut dia, hasil goncangan EBT akan dialokasikan masuk ke jaringan atau jaringan tenaga listrik PLN. Selain itu, pemerintah juga memasang target untuk menambah pemasangan PLTS puncak 100 megawatt (MWp) di atap.
Meski sudah memiliki proyeksi untuk tahun depan, Dadan memastikan pemerintah akan terus berupaya meningkatkan kapasitas instalasi listrik EBT sebelum penutupan tahun ini yang menyisakan pekan lalu.
Desember ini, Kementerian ESDM menyebut akan ada penambahan instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM) 9 MW, PLTS Rooftop 2 MWp dan Lampu Jalan Tenaga Surya atau PJUTS berkapasitas 2 MWp.
Rincian kapasitas EBT 12,5 GW terpasang hingga November 2022 meliputi PLTS 250 MWp, PLTA 6.678 MW, dan PLTP 2.343 MW. Selain itu, input daya listrik bersih juga berasal dari pembangkit listrik tenaga angin (PLTP) 154 MW, PLT Bioenergi 3.087 MW, PLT hybrid 2,6 MW, dan PJUTS 39 MW.
“Kenaikan sebesar 995 MW pada periode Januari hingga November 2022,” kata Dadan.
Untuk meningkatkan pencapaian produksi listrik bersih, pemerintah mulai konsisten mendorong input listrik bersih sebesar 500 megawatt (MW) per tahun. Angka input tersebut relatif kecil jika mengacu pada bauran energi listrik EBT yang masih sekitar 12,6% dari total bauran energi nasional pada tahun 2022.
“Dari segi persentase memang tidak terlalu bagus, tapi dari segi pembangkit kita tambahkan lagi, setiap tahun rata-rata 500 MW berasal dari pembangkit EBT,” kata Dadan, Kamis (22/12) lalu.
Untuk mencapai target bauran energi bersih 23%, pemerintah akan melakukan percepatan dengan mendaftarkan listrik EBT 2.000 MW per tahun. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa proses selesai dalam waktu tiga tahun. “Untuk mengejar hingga 23% pada 2025, angka ini harus 2.000 MW, harus 4 kali lipat dari sekarang,” ujar Dadan.