Ajang COP27 di Sharm el Sheikh, Mesir tidak hanya menjadi ajang negosiasi perubahan iklim tetapi juga dimanfaatkan oleh banyak pemerintah dunia untuk mempromosikan keunikan negaranya.
Paviliun Indonesia, misalnya, menyediakan jajanan khas Indonesia bagi pengunjung. Selain itu, peserta diskusi juga diberikan cinderamata berupa aksesoris, baik tas maupun dompet.
Paviliun di COP27 adalah tempat penting bagi para delegasi. Di sinilah pemerintah masing-masing negara akan mengadakan diskusi side event yang terpisah dari agenda utama di plenary hall atau ruang konferensi pers. Paviliun ini tidak hanya dimiliki oleh pemerintah suatu negara. Beberapa organisasi masyarakat sipil seperti Greenpeace juga memiliki paviliun sendiri.
Diskusi biasanya terbuka untuk setiap pengunjung. Namun, khusus di paviliun China, hanya wartawan dari negara tersebut yang boleh masuk.
Beberapa paviliun terlihat unik dan berbeda. Paviliun Qatar, misalnya, sedang mempromosikan Piala Dunia 2022 yang akan digelar pada akhir November. Di paviliun ini juga terdapat miniatur stadion yang akan digunakan pada Piala Dunia.
Paviliun Qatar promosikan Piala Dunia 2022 (Katadata)
Beberapa paviliun juga tampak lebih luas dari paviliun milik negara lain. Salah satu yang paling tersebar luas adalah milik Uni Emirat Arab dan Arab Saudi. Sayangnya, di kedua paviliun ini tidak terdapat kursi yang biasa digunakan untuk berdiskusi.
Paviliun Nigeria sebenarnya tidak sebesar itu. Namun, paviliun tersebut didekorasi dengan cat merah cerah dengan aksesoris dinding yang unik.
Seperti Indonesia, beberapa negara juga memanfaatkan kesempatan untuk menggunakan food diplomacy untuk menarik pengunjung. Di Brazil dan Kanada misalnya, mereka menyediakan kopi gratis bagi pengunjung.
Paviliun UEA salah satu yang paling luas di COP27 (Katadata)
Pada hari ketiga COP27, agenda utama dilanjutkan dengan High Level Segment dimana para pemimpin negara menyampaikan pernyataannya. Wakil Presiden RI Ma’ruf Amien sendiri memberikan keterangannya pada Senin malam lalu.