Pemerintah sedang menyiapkan pabrik untuk mengolah limbah aki kendaraan listrik di Kawasan Industri Morowali, Sulawesi Tengah.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pabrik tersebut dimaksudkan sebagai tempat daur ulang baterai kendaraan listrik dengan harapan dapat mengurangi input limbah elektronik yang mencemari lingkungan.
“Semuanya didaur ulang, selesai kemarin di Morowali. Jadi daur ulang dari aki bekas diurai lagi, dipecah jadi komponen,” kata Airlangga kepada wartawan di Kantor Kementerian Perekonomian, Rabu (21/12).
Selain itu, pabrik juga akan melakukan proses daur ulang baterai dengan menampung baterai bekas dari kendaraan listrik dan sistem penyimpanan energi bekas untuk energi baru dan terbarukan. “Memang elektronik harus didaur ulang,” ujarnya
Untuk mencapai nilai ekonomi proyek pengolahan daur ulang limbah aki, pemerintah juga memperhitungkan faktor ekspor-impor untuk ketersediaan pasokan aki bekas.
Singkatnya, jika pasokan aki bekas di dalam negeri tidak mencukupi, pemerintah akan mengambil aki bekas dari tempat lain untuk diolah di dalam negeri.
“Jumlahnya harus impor dan ekspor. Kalau limbah domestik tidak cukup, harus diolah di tempat lain. Di Morowali, diproses seperti itu,” kata Airlangga.
Sebelumnya, Indonesia berkomitmen untuk berperan penuh dalam pengembangan ekosistem baterai dan kendaraan listrik di tanah air melalui kerja sama antara PT Indonesia Battery Corporation (IBC) dan Ningbo Contemporary Brunp Lygend (CBL).
CBL adalah anak perusahaan produsen baterai China Contemporary Amperex Technology Limited. Kolaborasi antara IBC dan CBL disebut dengan Dragon Project untuk mengembangkan industri baterai kendaraan listrik yang terintegrasi dengan proses daur ulang baterai.
Direktur Utama IBC, Toto Nugroho mengatakan, pasokan limbah aki bekas akan diambil dari aki bekas kendaraan listrik dan sistem penyimpanan energi bekas atau sistem penyimpanan energi untuk energi baru dan terbarukan.
“Jadi ini bisa didaur ulang untuk mendapatkan kembali nikel, mangan, dan kobalt yang kita butuhkan. Ini sangat bagus karena bisa digunakan kembali,” kata Toto dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR, Senin (19/ 9).