Pemerintah akan mulai mencampur bensin dengan bioetanol pada pertengahan tahun ini. Sidang digelar di Surabaya, Jawa Timur. Seiring dengan penerapan biodiesel, pencampuran bioetanol dengan bensin diharapkan dapat mengurangi impor BBM dan mengurangi emisi karbon.
Bioetanol adalah bahan bakar nabati (BBN) atau bahan bakar nabati yang dihasilkan dari fermentasi bahan nabati seperti tetes tebu, jagung, kedelai, ubi dan sumber nabati lainnya. Bioetanol merupakan bahan bakar terbarukan yang memiliki 35% oksigen, sehingga berpotensi untuk mengurangi emisi kendaraan.
Mengutip buku Biomass, Biopolymer-Based Materials and Bioenergy: Construction, Biomedical and Other Industrial Applications, bioetanol dapat langsung digunakan untuk bahan bakar kendaraan seperti BBM tanpa perlu modifikasi mesin.
Selain itu, bioetanol juga memiliki angka oktan yang tinggi yang memungkinkan rasio kompresi mesin lebih tinggi sehingga meningkatkan efisiensi dan performa mesin.
Namun, jika dibandingkan dengan bahan bakar, biofuel seperti bioetanol memiliki densitas energi yang rendah, artinya diperlukan volume yang lebih besar per kilometer, hingga 50% jika dibandingkan dengan bensin biasa.
Misalnya, satu liter bensin bisa menempuh jarak hingga 15 kilometer (km). Namun jika menggunakan bioetanol, dibutuhkan hingga 1,5 liter untuk menempuh jarak yang sama.
Mengubah mesin kendaraan berbahan bakar konvensional menjadi mesin bioetanol murni tidaklah sulit, karena Anda hanya perlu menyesuaikan pengaturan waktu (dan sistem kontrol elektronik jika Anda memilikinya) untuk mesin dan tangki bahan bakar yang lebih besar karena kandungan energinya yang rendah. bioetanol.
Bioetanol juga dikatakan memiliki kelemahan karena dapat menyebabkan pengikisan pada bagian-bagian mesin tertentu sehingga perlu dilakukan penggantian berkala secara terus menerus. Kemudian dalam keadaan murni atau E100, bioetanol sulit menguap pada suhu rendah sehingga sulit terbakar.
Akibatnya, kendaraan dengan mesin E100 atau bioetanol murni akan kesulitan start di musim dingin. Karena bioetanol biasanya dicampur dengan sedikit bensin untuk meningkatkan pengapian, E85 adalah alternatif yang lebih umum.
Untuk saat ini, bioetanol dengan kandungan hingga 10% atau E10 dapat digunakan pada kendaraan bermesin bensin pada umumnya tanpa perlu modifikasi, bahkan dapat meningkatkan performanya.