Beberapa kota di Indonesia terancam punah akibat krisis iklim, apalagi jika tidak ada yang berusaha memperbaiki lingkungan di sekitarnya.
Hal itu disampaikan Asisten Deputi Bidang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Konservasi Sumber Daya Alam Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Mochamad Saleh Nugrahadi dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (17/7).
“Jika kita tidak menangani krisis iklim dengan baik, banyak kota akan terancam punah,” kata Saleh seperti dikutip Antara.
Menurut Saleh, kota-kota di Indonesia berpotensi hilang karena krisis iklim yang menyebabkan permukaan tanah semakin rendah, sedangkan permukaan laut naik. Situasi ini pernah terjadi di pantai utara Pulau Jawa.
“Sekarang ini yang terjadi di pantai utara Pulau Jawa, bagaimana dengan kota-kota pesisir yang garis pantainya semakin dekat. Kenapa semakin dekat? Karena banyak hal, baik erosi atau tenggelamnya daratan saat air laut naik,” ujar Saleh.
Lebih lanjut Saleh mengatakan, situasi ini tentunya akan diikuti oleh dampak lain yang tidak diinginkan, misalnya berkurangnya ruang hidup.
“Di Indonesia negara kepulauan dan kota-kota padat kebetulan terletak di pesisir pantai. Efeknya tentu saja dengan banyak pulau yang hilang, otomatis habitat akan hilang, ruang hidup akan berkurang,” imbuhnya.
Selain kota atau pulau yang terancam punah, menurut Saleh, krisis iklim juga dapat berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat.
Misalnya perubahan suhu, hujan dan kelembaban akan menyebabkan peningkatan pertumbuhan nyamuk Anopheles penyebar penyakit malaria.
“Kemudian jika kemarau panjang akan banyak debu yang bisa menyebabkan ISPA,” kata Saleh.
Selain itu, tambah Saleh, krisis iklim juga akan berdampak negatif terhadap ketersediaan air, pangan, dan keanekaragaman hayati.
Oleh karena itu, pemerintah berusaha membuat peraturan untuk mengendalikan perubahan iklim dan memastikan bahwa peraturan tersebut diterapkan dengan baik di semua bidang.
“Selain itu, kami juga melakukan monitoring dan evaluasi, apakah aturan ini berhasil atau tidak. Ini memang sesuatu yang tidak mudah karena melibatkan banyak pihak.” kata Saleh Nugrahadi.