liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
Pertamina Siapkan Hidrogen Biru untuk Industri Penerbangan

Sejumlah perusahaan di Jerman mencari opsi alternatif untuk mengatasi krisis energi setelah Rusia memutus pasokan gas ke negara tersebut. Seperti kembali menggunakan bahan bakar minyak (BBM) hingga peralihan ke hidrogen untuk memastikan operasional produksi tidak terganggu.

Keadaan krisis energi juga memaksa pemerintah Jerman untuk memulai kembali pembangkit listrik tenaga batu bara (PLTU) yang mengancam tujuan pencapaian netralitas karbon.

Salah satu perusahaan tersebut, Kelheim Fibers, memproduksi serat. Menipisnya pasokan gas dari Rusia telah memaksa perusahaan yang berbasis di Bavaria itu untuk menggunakan BBM sebagai pengganti gas mulai pertengahan Januari 2023 untuk menjaga mesinnya tetap beroperasi.

Tetapi konsumsi bahan bakar akan meningkatkan emisi karbon. Dalam jangka panjang, Kelheim Fibers sedang mempertimbangkan untuk beralih ke hidrogen yang merupakan sumber energi yang lebih bersih asalkan diproduksi menggunakan energi terbarukan.

“Kami ingin menjadi salah satu perusahaan besar pertama di Bavaria yang beralih ke hidrogen,” kata direktur pelaksana Kelheim Fibers, Craig Barker. “Biaya energi mencakup lebih dari 60-70% biaya variabel, melebihi bahan baku utamanya.”

Kelheim Fibers adalah salah satu dari banyak perusahaan kecil dan menengah yang menjadi tulang punggung ekonomi Jerman, dan bekerja untuk mendiversifikasi bauran energi mereka untuk mempertahankan produksi.

Langkah pemerintah Jerman untuk memulai kembali pembangkit listrik tenaga batu bara dipandang sebagai ancaman terhadap target emisi negara tersebut. Tetapi ekonom IFO Klaus Wohlrabe mengatakan krisis energi pada akhirnya dapat mengarah pada produksi yang lebih hijau.

“Bergantung pada bahan bakar fosil untuk jangka panjang terbukti menjadi jalan yang berisiko. Jadi, setidaknya dalam jangka menengah, perusahaan tidak punya pilihan selain melakukan reorientasi diri,” kata Wohlrabe.

Kelheim Fibers, yang sejauh ini memenuhi 85% kebutuhan energinya dengan gas, sedang dalam pembicaraan dengan para pemangku kepentingan tentang impor hidrogen dengan perkiraan konsumsi tahunan sekitar 30.000 ton, mulai tahun 2025.

“Kami sangat membutuhkan infrastruktur,” kata Barker. Dia juga menambahkan bahwa jaringan pipa diperlukan untuk terhubung ke kilang dan pelabuhan Bayernoil Jerman untuk menutupi permintaan perusahaan yang belum terpenuhi dari hidrogen yang diproduksi di dalam negeri.

Awal bulan ini, Kementerian Urusan Ekonomi Jerman menyetujui pembangunan pipa hidrogen pertama di negara itu dan mengumumkan rencana aksi untuk mendukung perusahaan kecil dan menengah saat mereka bertransisi ke produksi netral iklim, termasuk memperluas infrastruktur hidrogen.

Asosiasi industri utilitas BDEW mengatakan lebih banyak yang harus dilakukan untuk mempercepat investasi dalam hidrogen, termasuk meloloskan Undang-Undang Hidrogen untuk memangkas birokrasi dan mengatur peningkatan cepat hidrogen.

“Tahun 2023 harus memberikan dorongan baru untuk investasi dalam energi terbarukan, hidrogen, pembangkit listrik gas berkemampuan hidrogen, dan jaringan energi,” kata presiden BDEW Kerstin Andreae.