PLN telah mengoperasikan pembangkit listrik energi baru dan terbarukan (EBT) dengan total kapasitas 8,5 gigawatt (GW) hingga September 2022. Hal ini sebagai upaya memenuhi kebutuhan industri dan bisnis akan listrik hijau sekaligus mempercepat transisi energi untuk mencapai target Net Zero Emisi pada tahun 2060 .
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, tahun ini PLN berhasil menambah kapasitas EBT sebesar 159,35 megawatt (MW) dari pembangkit di 20 lokasi.
Jumlah penambahan daya EBT meningkat drastis karena target 11 lokasi pembangkit, realisasi mencapai 20 lokasi pembangkit, dengan rincian 87,07 MW diproduksi oleh Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), 69,38 MW oleh Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dan 2,91 MW. MW dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
“Saat ini kita sedang menghadapi transisi energi. Selanjutnya, kita akan menggunakan pembangkit energi berbasis EBT untuk beralih dari bahan bakar fosil impor dan mahal ke EBT lokal yang murah dan ramah lingkungan,” kata Darmawan dalam siaran pers, Senin (24/10).
Lebih lanjut Darmawan menyatakan kapasitas pembangkit EBT yang dikelola PLN akan terus ditingkatkan. Pada tahun 2030, total kapasitas pembangkit EBT ditargetkan mencapai 28,9 GW. Untuk mencapai target tersebut, PLN akan menambah kapasitas pembangkit EBT sebesar 20,9 GW sesuai RUPTL 2021-2030.
“Porsi pengembangan EBT mencapai 51,6% dalam RUPTL 2021-2030. Ini membuktikan komitmen kami dalam melaksanakan transisi energi untuk kehidupan bumi yang lebih baik,” ujarnya.
Darmawan menjelaskan, pengembangan EBT sebesar 20,9 GW akan didominasi pembangkit listrik tenaga air (PLTA), dengan total penambahan kapasitas terpasang mencapai 10,4 GW. Selain itu, pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) juga akan ditingkatkan dengan tambahan kapasitas terpasang sebesar 4,7 GW hingga tahun 2030.
Nantinya, PLN juga berencana mengembangkan potensi panas bumi dengan tambahan kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) sebesar 3,4 GW hingga tahun 2030.
“Kami juga menjajaki sumber potensial lain seperti angin, biomassa, biogas, limbah dan pembangkit beban dasar EBT dengan total tambahan kapasitas pengembangan hingga 2,5 GW,” kata Darmawan.