Berbagai sektor industri mulai dari energi, besi dan baja, hingga bahan kimia, mencari cara untuk beralih menggunakan energi hidrogen bersih untuk mengurangi emisi karbon dan mencapai target emisi nol bersih.
Misalnya, perusahaan minyak dan gas Norwegia Equinor dan perusahaan listrik Jerman RWE berencana mengembangkan rantai pasokan industri untuk produksi dan penggunaan hidrogen rendah karbon.
Dari dalam negeri, Pertamina juga perlahan beralih dari bisnis migas menuju pengadaan green hydrogen dan blue hydrogen clean energy.
Hidrogen adalah unsur paling melimpah di alam semesta. Namun, hidrogen tidak sepenuhnya bebas emisi, karena masih terdapat potensi emisi karbon dioksida (CO2) dalam jumlah besar dalam proses produksinya. Ini adalah faktor penentu untuk klasifikasi warna hidrogen.
Berikut adalah klasifikasi warna hidrogen berdasarkan tingkat emisi dan cara pembuatannya:
Hidrogen Hijau (Hidrogen Hijau)
Hidrogen hijau diproduksi dengan menggunakan energi baru terbarukan atau EBT seperti pembangkit listrik tenaga angin dan matahari, untuk melakukan proses elektrolisis untuk memisahkan hidrogen dari air (H2O).
Hidrogen hijau dapat disimpan, disalurkan melalui pipa, atau dikirim dengan kapal atau tanker ke konsumen atau ke stasiun pengisian bahan bakar hidrogen.
Hidrogen Abu-abu (Hidrogen Abu-abu)
Hidrogen ini diekstraksi menggunakan batu bara atau gas alam melalui proses yang disebut steam-methane reforming. Ini adalah proses yang saat ini digunakan oleh industri untuk menghasilkan hidrogen.
Hidrogen Biru (Hidrogen Biru)
Hidrogen biru diproduksi dengan cara yang sama seperti hidrogen abu-abu tetapi dengan proses menangkap emisi karbon atau CO2 yang kemudian diinjeksikan ke ladang minyak atau gas di mana reservoir sudah mulai mengering.
Hidrogen biru disebut sebagai proses transisi hingga skala ekonomi untuk produksi hidrogen hijau tercapai sehingga menjadi lebih murah.
Hidrogen Hijau-Tosca (Hidrogen Turquoise)
Hidrogen hijau tosca disebut juga hidrogen karbon rendah. Namun saat ini produksinya masih dalam skala yang sangat kecil. Hidrogen diproduksi menggunakan gas alam menggunakan proses pirolisis.
Hidrogen Merah Muda (Hidrogen Merah Muda)
Hidrogen dengan klasifikasi ini dihasilkan melalui proses elektrolisis menggunakan energi nuklir.
Peran Kunci Hidrogen dalam Transisi Energi
Badan Energi Internasional (IEA) menyebutkan bahwa bahan bakar hidrogen memiliki peran penting dalam mendukung transisi dari energi fosil ke EBT. Namun, pada tahun 2020 pangsa konsumsi bahan bakar ini masih akan berada di bawah 0,1% dari total konsumsi energi final dunia.
Meski pangsa itu ditargetkan terus meningkat dalam beberapa dekade mendatang. “Pada tahun 2030 (penggunaan bahan bakar hidrogen) akan menjadi 2% dari total konsumsi energi final, dan mencapai 10% pada tahun 2050,” jelas IEA dalam laporan Global Hydrogen Review 2021.
Bahan bakar hidrogen dilaporkan memiliki emisi yang sangat minim dan dapat menjadi sumber energi untuk peralatan elektronik, kendaraan listrik, dan pembangkit listrik skala besar.
Namun, proses produksi energi jenis ini masih sangat mahal, membutuhkan investasi untuk mendorong penelitian dan pengembangan lebih lanjut.
Berdasarkan data IEA, komitmen investasi terbesar dalam skala global untuk pengembangan energi hidrogen berasal dari Jerman yang mencapai US$ 10,3 miliar pada 2021. Sedangkan di kawasan Asia, komitmen investasi terbesar berasal dari Jepang, yaitu AS. $ 6,5 miliar.
“Pemerintah memainkan peran penting dalam menetapkan agenda penelitian (hidrogen), serta mengadopsi kebijakan yang mendorong sektor swasta untuk berinovasi dan membawa teknologi ini ke pasar,” kata IEA.