PT Geo Dipa Energi memberikan tanggapan positif atas usulan Kementerian BUMN untuk melaksanakan holding atau konsolidasi perusahaan panas bumi yang terdiri dari dua perusahaan di bawah Kementerian BUMN yaitu PT PLN Gas dan PT Pertamina Geothermal Energy.
Penggabungan yang diusulkan tersebut dikatakan dapat mengoptimalkan produksi listrik dan distribusi listrik dari energi bersih. Direktur Operasi dan HSSE PT Geo Dipa Energi Rio Supriadinata Marza mengatakan, holding tersebut mampu mengakselerasi pengembangan energi panas bumi di dalam negeri.
Dia mengatakan, peningkatan tenaga panas bumi di dalam negeri cukup konservatif selama 15 tahun terakhir. Selanjutnya, kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) pada tahun 2008 sebesar 1.000 megawatt (MW). Jumlah ini akan meningkat menjadi 2.200 MW hingga 2.300 MW pada tahun 2023.
“Hanya naik dua kali lipat dari 2008 ke 2023. Artinya hampir 20 tahun masih belum banyak dan kalau bicara percepatan saya kira merger adalah pilihan,” kata Rio saat ditemui di Sekretariat Ikatan Alumni ITB, Jakarta Selatan, Rabu ( 29/3).
Namun, Rio menyarankan agar pemerintah memberikan kesempatan kepada Geo Dipa untuk berkembang secara mandiri. Pasalnya, BUMN yang berada di bawah Kementerian Keuangan ini memiliki fasilitas produksi listrik panas bumi dari hulu hingga hilir.
Menurutnya, Pertamina lebih relevan untuk mengelola ketahanan energi dengan mengoptimalkan produksi bahan bakar minyak dan gas. Sedangkan PLN diberi mandat untuk mengoptimalkan pembangkit listrik dari sumber energi bersih selain panas bumi.
“Tapi kalau BUMN mau konsolidasi karena semangat merger menjadi super power untuk kepentingan nasional, Geo Dipa siap mengikuti keinginan pemerintah,” kata Rio.
Sebelumnya, Kementerian BUMN serius melaksanakan holding atau konsolidasi perusahaan nasional yang bergerak di bidang penyediaan energi terbarukan dengan perusahaan PLTP milik pemerintah.
Holding perusahaan PLTP disebut mampu mengoptimalkan produksi listrik dan distribusi listrik bersih ke kawasan industri hijau.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, pihaknya akan membentuk holding panas bumi yang terdiri dari dua perusahaan di bawah Kementerian BUMN yakni PT PLN Gas dan PT Pertamina Geothermal Energy dengan PT Geo Dipa Energi di bawah naungan Kementerian Keuangan.
Holding adalah istilah yang mengacu pada penggabungan berbagai perusahaan di bawah satu perusahaan induk. Guna mempercepat penggabungan perusahaan, Erick mengaku telah melakukan kontak dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani selaku pimpinan lembaga yang bertanggung jawab atas PT Geo Dipa Energi.
“Ini sudah kita bahas, tapi tidak perlu kesal. Saya juga sudah bicara dengan PLN soal ini,” kata Erick saat ditemui di Gedung Nusantara I DPR, Jakarta, Selasa (29/11/2022).