Menteri BUMN Erick Thohir memuji inovasi yang dilakukan Get Plastic Foundation dalam mengolah limbah menjadi bahan bakar minyak (BBM).
“Keren! Dari Jakarta sampai Bali bisa pakai bahan bakar yang diolah dari sampah plastik. Inovasi dari @getplastic_id ini kedepannya bisa jadi solusi masalah sampah,” kata Erick Thohir dalam unggahan di akun Twitternya @erickthohir. , Senin (6/6) .
Sebelumnya, Erick Thohir melihat demo yang dilakukan relawan Gerakan Tarik Plastik atau Get Plastic untuk mengubah sampah atau sampah plastik menjadi bahan bakar kapal, genset, sepeda motor, mobil termasuk gas protoline untuk kompor dan bahan bakar gas alternatif.
“Tadi Kiai juga mendorong keberpihakan produk Indonesia dan mahasiswa juga ingin menjadi bagian dari inovasi agar sampah plastik dapat didaur ulang menjadi bahan bakar,” ujar Erick saat menghadiri acara Get Plastic di STAI Al-Karimiyah, Sawangan, Depok Kota, Jawa Barat, Minggu (5/6), seperti dikutip Republika.
“Saya sangat mengapresiasi inisiatif ini, lebih awal digunakan genset bukan reset,” imbuhnya.
Pemanfaatan bahan limbah sebagai bahan bakar sejalan dengan komitmen Kementerian BUMN untuk membatasi dampak gas rumah kaca (GRK).
Erick Thohir bahkan menargetkan Indonesia menjadi produsen energi hijau, bukan hanya konsumen energi hijau.
Ia pun menugaskan Pertamina untuk mencermati inovasi ini. Apalagi saat ini harga minyak mentah dunia meningkat drastis akibat perang di Ukraina.
“Yang perlu saya lakukan adalah meminta Pertamina untuk melihat skalanya, kadang-kadang sama ketika presiden meluncurkan B30 di mana minyak sawit adalah bagian dari campuran bensin,” katanya.
Ide mengubah sampah plastik menjadi bensin dicetuskan oleh relawan Rumah Toleransi di Desa Sumbulung, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Mereka secara sukarela mengumpulkan sampah di beberapa rukun tetangga untuk menjaga bumi dari sampah.
Namun, mereka kemudian menghadapi kendala ketika jenis sampah plastik yang dipilah sudah tidak berguna lagi karena tidak menemukan solusinya. Apalagi tidak ada yang mau mengambilnya.
Salah satu relawan Get Plastic, Dimas Bagus Wijanarkom, menyarankan agar sampah plastik diubah menjadi bahan bakar. Awalnya untuk membuat mesin pengolah sampah berasal dari Get Plastic.
Setelah melihat keberhasilan para relawan ini, masyarakat di sekitar lokasi pengumpulan dan pemilahan sampah tergerak untuk mengumpulkan dan memisahkan sendiri sampah organik dan non-organik.
Kemudian, relawan dari Rumah Toleransi cukup mengumpulkan dan membeli sampah plastik dari masyarakat untuk kemudian diolah menjadi bahan bakar.
(Tim Riset Katadata)