PLN mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik untuk mendorong penggunaan kendaraan bebas emisi di masyarakat, salah satunya melalui infrastruktur home charging.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo akan memberikan instalasi home charging langsung kepada konsumen yang membeli mobil listrik. Strategi ini bertujuan untuk mengakomodir pengguna mobil listrik yang mayoritas masih menyasar perjalanan perkotaan.
Menurut Darmawan, penggunaan mobil listrik saat ini masih difokuskan untuk perjalanan jarak pendek, misalnya perjalanan dari rumah ke tempat kerja atau tempat wisata.
“Pembelian mobil listrik langsung diikuti dengan pemasangan home charging. Mobil listrik biasanya untuk pulang pergi kantor dan rumah. Yang penting ini diurus dulu,” ujar Darmawan saat Rapat Dengar Pendapat (RDP). ) dengan Komisi VII DPR pada Rabu (8/2).
Program ini merupakan langkah alternatif yang diambil perusahaan untuk mengurangi batas Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Keterbatasan SPKLU dalam negeri dipandang sebagai kelemahan penggunaan mobil listrik yang terbatas pada penggunaan jarak jauh.
“Prioritas kami men-charge rumah dulu, jadi kalau ada yang beli aman untuk dipakai sehari-hari. Tapi tentu saja pulang pakai mobil listrik lain ceritanya,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, untuk mendukung pesatnya adopsi mobil listrik, PLN memberikan beberapa insentif bagi pengguna seperti diskon tarif listrik hingga 30% mulai pukul 22.00 hingga 06.00.
Darmawan mengatakan, dengan adanya diskon ini tarif listrik akan turun menjadi Rp 1.200 per kWh dari sebelumnya Rp 1.600 per kWh. PLN telah bermitra dengan Hyundai, Wuling, Toyota, Mitsubishi, dan Mercedes untuk memberikan potongan tarif listrik.
“Setiap pembelian mobil listrik dari pabrikan, listriknya dialirkan ke pelanggan dan kami sinkronkan dengan sistem kami. Jika mengisi baterai pada malam hari, akan mendapatkan diskon,” kata Darmawan saat menjadi pembicara di acara tersebut. BNI Investor Daily Summit 2022, Selasa (11/10/2022).