Bank Dunia telah menyetujui pembiayaan sebesar US$ 1,5 miliar atau lebih dari Rp 22,5 triliun untuk India guna mempercepat pengembangan sektor rendah karbon dan energi terbarukan.
Pendanaan tersebut akan membantu India mempromosikan energi rendah karbon dengan meningkatkan kapasitas energi terbarukan, mengembangkan hidrogen hijau, dan merangsang pembiayaan iklim untuk investasi energi rendah karbon.
“Program ini akan mendukung keberhasilan implementasi Misi Hidrogen Hijau Nasional India yang bertujuan untuk merangsang investasi swasta sebesar US$100 miliar (sekitar Rp1,5 kuadriliun) pada tahun 2030,” kata Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk India, Auguste Tano Kouame, seperti dikutip dari Reuters, Senin (3/7).
Program ini bertujuan untuk meningkatkan pasokan energi terbarukan dengan mengurangi biaya dan meningkatkan integrasi jaringan, sambil membantu India mencapai komitmennya untuk kapasitas energi terbarukan 500 gigawatt (GW) pada tahun 2030.
Pemerintah India berencana mengeluarkan tawaran untuk 50 GW energi terbarukan setiap tahun dari tahun fiskal 2023-24 hingga 2027-28, yang akan menghindari emisi karbon sebesar 40 juta ton per tahun pada tahun 2026.
Bank Dunia mengatakan bahwa meskipun konsumsi energi per kapita India hanya sepertiga dari rata-rata global, permintaan diperkirakan akan tumbuh pesat seiring perkembangan ekonomi.
“Ini membutuhkan penghapusan sumber energi berbasis fosil secara bertahap sejalan dengan tujuan India untuk mencapai nol bersih pada tahun 2070,” kata Bank Dunia.
India termasuk dalam daftar 10 negara dengan emisi karbon dan gas rumah kaca terbesar di dunia dari pembakaran energi dan aktivitas industri. Menurut laporan Badan Energi Internasional (IEA), pada 2021 India akan menghasilkan 2,54 gigaton CO2.
Namun, India juga merupakan salah satu negara dengan pengembangan kapasitas energi baru terbarukan tercepat di dunia. Negara berpenduduk 1,4 miliar jiwa ini memiliki pembangkit listrik tenaga surya terbesar di dunia, Bhadla Solar Park dengan total kapasitas terpasang 2.245 megawatt (MW).
Bhadla Solar Park memiliki luas 14.000 hektare (ha), berisi lebih dari 10 juta panel surya dengan total investasi US$ 1,3 miliar. Fasilitas yang mulai beroperasi pada 2017 ini dikembangkan dalam empat tahap di bawah skema Kementerian Energi Baru & Terbarukan (MNRE).
Pembangkit listrik memanfaatkan panas dari negara bagian gurun Rajasthan di India untuk menghasilkan energi yang bersih dan terbarukan.