liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
Asa di Balik Tumpukan Sampah dari Siti Salamah

Matahari tepat di atas kepala, menambah keringat seorang pekerja. Sambil menenteng keranjang, menenteng batang besi lengkap dengan topinya, ia berulang kali mengobrak-abrik tumpukan sampah, berharap menemukan sesuatu yang berharga agar ia bisa terus merokok di dapurnya.

Itulah gambaran seorang pemulung yang mencari nafkah, yang kita kenal sebagai pejuang pengolah sampah. Kumpulkan sampah sebanyak-banyaknya untuk dijual guna menambah penghasilan keluarganya.

Di kota-kota besar, tak jarang kita disuguhkan pemandangan ibu-ibu, anak-anak dan orang tua yang membawa keranjang dan berjalan-jalan mencari nafkah dengan mengais-ngais. Lupa sekolah, kekurangan dana akhirnya memaksa anak di bawah umur bekerja dengan sampah untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Sadar atau tidak, banyak dari kita yang merasa kasihan dengan profesi yang mereka geluti. Namun tidak banyak dari kita yang tergerak untuk mengambil tindakan nyata membantu memperhatikan kesejahteraan mereka.

Sosok Siti Salamah ini sudah tidak asing lagi bagi pemulung di Kota Tangerang Selatan, Banten. Selama bertahun-tahun Siti mendedikasikan dirinya untuk membantu ribuan pemulung di Gaung Mangu Timur, mulai dari pendidikan hingga pemberdayaan ekonomi.

Penerima 12th SATU Indonesia Awards 2021 Kategori Grup Siti Salamah.

Perempuan berusia 34 tahun ini memulai aktivitasnya di warung pemulung pada 2015. Awalnya, Siti membangun rumah pohon yang dulunya dikenal dengan Taman Maghrib Al Quran. Siti membantu anak-anak pemulung mendapatkan pendidikan non formal dan spiritual yang berdampak baik bagi karakter mereka.

Melalui Rumah Pokok, Siti juga melakukan community development. Bersama rekan-rekannya, Siti membina ibu-ibu pemulung agar kompetitif dan mandiri.

“Pemulung harus diberdayakan untuk mengubah stigma negatif dan meningkatkan taraf hidup mereka yang terpinggirkan dan terpinggirkan,” ujar peraih Penghargaan SATU Indonesia 2021 Kategori Group dari Astra Siti Salamah ini.

Pada tahun 2018, Siti dan beberapa rekannya mendirikan Waste Solutions Hub, penyedia solusi pengelolaan sampah terpadu. Waste Solutions Hub atau WasteHub memberdayakan kelompok marjinal, khususnya pemulung, dalam program pengabdiannya dan hadir untuk memberikan kesempatan bagi pemulung untuk mendapatkan pembinaan dan pekerjaan yang bergaji lebih baik.

Model Kelola WasteHub memotong proses yang dapat dipersingkat. Selama ini, sampah dari rumah diambil pemulung untuk diserahkan ke warung, kemudian dijual ke tempat-tempat besar melalui empat sampai lima pengumpul ikan.

Harga sampah plastik biasanya sekitar Rp2.000 per kilogram. Untuk industri besar bisa mencapai Rp 5.000 per kilogram sehingga dengan proses yang dipersingkat double margin bisa langsung masuk ke kantong pemulung. Hal ini akhirnya membawa para pemulung di Gaung Mangu Timur ke level yang lebih baik.

Perjuangan Siti memberikan solusi pengelolaan sampah terpadu yang melibatkan pemulung berhasil mengantarkannya menjadi penerima SATU Indonesia Award tingkat nasional ke-12 Kategori Kelompok yang mewakili lima bidang sekaligus, yakni kesehatan, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan dan teknologi.

Atas apresiasi tersebut, Siti mendapatkan hibah kegiatan sebesar Rp 60 juta dan bimbingan kegiatan dari Astra yang dapat dikolaborasikan dengan kontribusi sosial berkelanjutan Astra yaitu Kampung Astra Berseri dan Kampung Sejahtera Astra.

Hub Solusi Sampah Inovasi Sosial

Ibukota negara, Jakarta tidak hanya menjadi pusat pemerintahan tetapi juga pusat dari segala pertumbuhan dan pembangunan. Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri, dengan jumlah penduduk 11,25 juta jiwa pada 2021, Jakarta akan menghasilkan sampah hingga 8.000 ton per hari.

Berawal dari kepedulian Siti Salamah dan kawan-kawan terhadap permasalahan sampah yang ada, mereka memulai kegiatan inovasi sosial yang berfokus pada pengelolaan sampah dan ekonomi sirkular di perkotaan, Waste Solution Hub.

Program ini mengambil pendekatan sistem teknologi yang terintegrasi dan melibatkan berbagai pihak. Ada beberapa program pengelolaan sampah, namun kegiatan sosial untuk memperhatikan kehidupan para pemulung menjadi nilai tambah dan pembeda dari Waste Solution Hub.

Program yang dilaksanakan yaitu event dan pengelolaan sampah cluster perumahan dilakukan dengan proses end-to-end untuk menambah nilai berkelanjutan.

Program ini juga menjalankan pelatihan pemulung intensif untuk memberikan kesempatan dan keterampilan tambahan, serta program konsultan keberlanjutan untuk menghilangkan risiko dan tetap berkelanjutan, untuk proyek #lesswaste atau #zerozero.

Hingga saat ini, Pusat Solusi Sampah telah mengedukasi lebih dari 23 ribu pengunjung, mengoperasikan lebih dari 10 proyek, memiliki lebih dari 60 relawan, mengelola lebih dari 2.400 kilogram sampah, memberdayakan lebih dari 1.200 pemulung, dan membagikan 3.066 paket sembako kepada para pemulung.

WasteHub bertujuan untuk melibatkan setidaknya 10 ribu mitra pemulung, meningkatkan pendapatan pemulung hingga 100 persen, bertujuan untuk mengelola 1.000 ton sampah per hari, menghasilkan 1.000 produk daur ulang dan mengembangkan 10 area daur ulang dan pusat pembelajaran di seluruh Indonesia.

Semangat Siti Salamah and Waste Solutions Hub dalam mengelola sampah dan memperhatikan kesejahteraan pemulung sejalan dengan Sustainable Development Goals Indonesia dan cita-cita Astra untuk maju bersama negeri.