Teknologi penangkapan karbon dianggap sebagai solusi dalam mengurangi emisi karbon sejalan dengan target pemerintah untuk meningkatkan produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari dan 12 miliar kaki kubik gas per hari pada tahun 2030, serta emisi nol bersih pada tahun 2060.
Direktur Teknik Migas dan Lingkungan Kementerian ESDM, Mirza Mahendra mengatakan, saat ini terdapat 16 proyek carbon capture, berupa carbon capture and storage (CCS) dan carbon capture, utilisasi and storage (CCUS ). ) yang akan beroperasi sebelum tahun 2030.
“Yang paling menonjol adalah CCUS Tangguh BP Berau yang sudah disetujui Rencana Pembangunannya. Selain itu juga ada Huff and Puff CO2 Injection Pilot Test oleh Pertamina di Padang Jatibarang yang masih dalam skala sumur, namun hasilnya sangat menggembirakan,” ujarnya seperti dikutip dari siaran pers, Kamis (9). /2).
Mirza juga menjelaskan bahwa Kementerian ESDM telah menyiapkan rancangan Peraturan Menteri tentang Pelaksanaan CCS/CCUS yang saat ini masih dalam tahap koordinasi antar Kementerian.
Vice President, Low Carbon Solutions Technologies ExxonMobil Prasanna V. Joshi mengatakan bahwa kunci keberhasilan proyek CCUS adalah kolaborasi, skala, biaya, serta keselamatan dan manajemen risiko. “Jika semua aspek ini diperhitungkan dengan baik, maka program CCUS akan berhasil,” ujarnya.
Sementara itu, Dadan Damayandri dari Lemigas menjelaskan pihaknya telah banyak melakukan studi CCUS sejak tahun 2003 hingga saat ini termasuk dengan Japex Jepang dan Pertamina.
“Ke depan, Lemigas akan melakukan kajian pemetaan potensi Depleted Reservoirs dan Salt Aquifers untuk CCS/CCUS Hubs and Clustering, serta kajian pemanfaatan karbon untuk produksi blue hydrogen metanol dan mendukung Ditjen Migas. Gas dalam merumuskan kebijakan terkait CCS/CCUS,” ujarnya.
Pemerintah saat ini sedang menyusun Peraturan Menteri tentang CCS/CCUS. Pada tahap awal, fokus utama pemerintah adalah mengatur CCS/CCUS untuk Enhanced Oil Recovery, Enhanced Gas Recovery atau Enhanced Coal Bed Methane di wilayah kerja migas.
“Kami masih finalisasi drafnya dan regulasi ini menjadi salah satu prioritas kami,” kata Menteri ESDM Arifin Tasrif di sela-sela acara IPA Convex ke-46 2022, Rabu (21/9/2022).
Proyek CCUS bertujuan untuk mengurangi emisi karbon sekitar 25 juta ton CO2 dan meningkatkan produksi hingga 300 Miliar Kaki Kubik Standar (BSCF) pada tahun 2035. “EGR dan CCUS dapat menjadi role model pengembangan gas di Indonesia di masa depan,” dia menambahkan. Arifin.