Separuh dari 2.000 perusahaan terbesar di dunia yang terdaftar di bursa efek, telah menetapkan target untuk mencapai net zero emission (NZE) pada pertengahan abad ini. Namun, hanya sebagian kecil dari ribuan perusahaan tersebut yang bisa memenuhi pedoman ketat PBB terkait target iklim.
Laporan Net Zero Tracker menyampaikan bahwa penetapan target iklim dari perusahaan-perusahaan yang masuk dalam indeks Forbes2000 telah melonjak menjadi 1.003 di bulan Oktober 2023, naik 40% dari 702 perusahaan pada Juni 2022.
“Sekarang kita dapat mengatakan dengan pasti bahwa sebagian besar perusahaan terdaftar terbesar di dunia berada di jalur yang tepat dalam emisi bersih,” kata Pimpinan Proyek, Net Zero Tracker John Lang, dikutip dari Reuters, Senin (6/11).
Namun, hanya 4% dari peruasahaan tersebut yang bisa memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh kampanye Race to Zero PBB. Kriteria tersebut misalnya segera mulai mengurangi emisi, dan mencakup pembaruan kemajuan tahunan mengenai target sementara dan jangka panjang.
Upaya net zero emission di kalangan pemerintah dan perusahaan akan menjadi bagian utama dari perundingan iklim COP28 di Dubai yang akan diselenggarakan pada akhir November 2023 mendatang.
Berrdasarkan Kesepakatan Paris yang dicapai melalui Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa atau COP21, sejumlah negara telah berkomitmen dan bekerja sama untuk mencapai target net zero emission. Kesepakatan ini menetapkan target global untuk membatasi kenaikan suhu rata-rata menjadi 1,5 derajat celcius.
Banyak negara yang ikut menandatangani kesepakatan ini telah mengadopsi komitmen untuk mencapai NZE, termasuk Indonesia, yang menetapkan target mencapai nol emisi bersih pada 2060.
Adapun tujuan akhir dari konsep net zero emissions adalah untuk mencapai keseimbangan antara emisi dan penghapusan emisi. Sehingga, tidak ada kontribusi tambahan terhadap efek rumah kaca dan pemanasan global.
Komitmen Perusahaan Asia Pasifik Paling Besar
Komitmen perusahaan di kawasan Asia Pasifik untuk mewujudkan NZE umumnya lebih kuat ketimbang perusahaan-perusahaan di kawasan lainnya.
Menurut survei PwC, sebanyak 26% CEO di kawasan Asia Pasifik mengaku perusahaannya sudah memiliki komitmen nol-bersih emisi.
Sedangkan di perusahaan-perusahaan skala global, yang meliputi kawasan Amerika Utara, Amerika Latin, Eropa Barat, dan Afrika, komitmen tersebut hanya sebesar 22%.